Rabu, 19 September 2012
Bara
sekilas Bara pun terdiam merenung dan memikirkan semua itu, andai saja, andai saja dan andai saja. selalu itu yang dia ucap dan dia pikirkan. entahlah tapi semenjak itu bara didalam hatinya didalam pikirannya tersirat rasa penyesalan. Bara pikir ini bukan rasa dan memang tidak rasa. tapi kenapa penyesalan itu ada. andai saja dia tidak banyak pikir tidak banyak alasan dan langsung saja bilang ' Ya aku ingin menjadi pacarmu Api' mungkin sekarang dia sedang tertawa bahagia merasakan indahnya sebuah hubungan. tetapi 'hmmm sekali lagi bara menghembuskan nafas keluhan, andaipun dia berpacaran semua itu percuma karena Bara memang belum mencintai Api (belum yang mungkin akan) dan andai saja Api berusaha lebih. pasti Bara akan merasakan itu dan perlahan melupakan Air. tapi 'aaahhh Bara mendesah lagi "si brengsek itu kenapa dia pergi begitu saja setelah berhasil mengetuk pintu hatiku? aku sudah cukup ketergantungan olehnya, aku merasa kehilangan setelah dia pergi dan tidak memberii kabar, dan aku meskipun merasa kehilangan aku masih saja memikirkan Air. Air yang sangat aku cintai" Bara kembali terdiam dan berfikir. "aaaah dan lagi si brengsek itu andai dia tetap disitu, menunggu aku membukakan pintu, mungkin saat ini aku telah berhasil menggantikannya". dan renungan itu diakhiri dengan tangisan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar